SILATURAHIM : MENYIRAM POHON PERSAUDARAAN

0

Category:

Persaudaraan kadang seperti tingkah dahan-dahan yang ditiup angin. Walau satu pohon, tak selamanya gerak dahan seiring sejalan. Adakalanya seirama, tapi tak jarang berbenturan. Tergantung mana yang lebih kuat: keserasian batang dahan atau tiupan angin yang tak beraturan.

Indahnya persaudaraan. Sebuah anugerah Allah yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Ada tolong-menolong, terbentuknya jaringan usaha, bahkan kekuatan politik umat.

Namun, pernik-pernik lapangan kehidupan nyata kadang tak seindah idealita. Ada saja khilaf, salah paham, friksi, yang membuat jalan persaudaraan tidak semulus jalan tol. Ketidakharmonisan pun terjadi. Kebencian terhadap sesama saudara pun tak terhindarkan.

Muncullah kekakuan-kekakuan hubungan. Interaksi persaudaraan menjadi hambar. Sapaan cuma basa-basi. Tidak ada lagi kerinduan. Sebaliknya, ada kekecewaan dan kebencian. Suatu hal yang sulit ditemukan dalam tataran idealita persaudaraan Islam.

Lebih repot lagi ketika disharmoni itu menular ke orang lain. Keretakan persaudaraan bukan lagi hubungan antar dua pihak, bahkan merembet. Penyebarannya bisa horisontal atau ke samping, bisa juga vertikal atau atas bawah. Para orang tua yang berseteru, anak cucu pun bisa ikut kebagian.

Rasulullah saw. pernah mengingatkan itu dalam sabdanya, “Cinta bisa berkelanjutan (diwariskan) dan benci pun demikian.” (HR. Al-Bukhari)

Waktu memang bisa menjadi alat efektif peluntur kekakuan itu. Saat gesekan menghangat, perjalanan waktulah yang berfungsi sebagai pendingin. Orang menjadi lupa dengan masalah yang pernah terjadi. Ada kesadaran baru. Dan kerinduan pun menindaklanjuti.

Kalau berhenti sampai di situ, bisa jadi, perdamaian cuma datang dari satu pihak. Karena belum tentu, waktu bisa menjadi solusi buat pihak lain. Kalau pun bisa, sulit memastikan bertemunya dua kesadaran dalam rentang waktu yang tidak begitu jauh.

Perlu ada cara lain agar kesadaran dan perdamaian bertemu dalam waktu yang sama. Dan silaturahim adalah salah satunya. Inilah cara yang paling ampuh agar kekakuan, ketidaksepahaman, kekecewaan menjadi cair. Suasana yang panas pun bisa berangsur dingin.

Dengan nasihat yang begitu sederhana, Rasulullah saw. mengajarkan para sahabat tentang keunggulan silaturahim. Beliau saw. bersabda, “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung tali silaturahim.” (Muttafaq ‘alaih)

Menarik memang tawaran Rasul tentang manfaat silaturahim: luasnya rezeki dan umur yang panjang. Dua hal tersebut merupakan simbol kenikmatan hidup yang begitu besar. Bumi menjadi begitu luas, damai, dan nyaman. Sehingga, kehidupan pun menjadi sangat berarti.

Masalahnya, tidak mudah menggerakkan hati untuk berkunjung ke orang yang pernah dibenci. Mungkin masih terngiang seperti apa sakitnya hati. Begitu berat beban batin. Berat. Terlebih ketika setan terus mengipas-ngipas bara luka lama. Saat itulah, setan memposisikan diri seseorang sebagai pihak yang patut dikunjungi. Bukan yang mengunjungi. Kalau saja bukan karena rahmat Allah, seorang mukmin bisa lupa kalau ‘izzah bukan untuk sesama mukmin. Tapi, buat orang kafir.

Firman Allah swt. “Hai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap adzillah (lemah lembut) terhadap orang mukmin, yang bersikap ‘izzah (keras) terhadap orang-orang kafir….” (QS. 5: 54)

Setidaknya, ada tiga persiapan yang mesti diambil agar silaturahim tidak terasa berat. Pertama, murnikan keinginan bersilaturahim hanya karena Allah. Ikatan hati yang terjalin antara dua mukmin adalah karena anugerah Allah. Ikatan inilah yang menembus beberapa hati yang berbeda warna menjadi satu cita dan rasa. Sebuah ikatan yang sangat mahal.

Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka….” (QS. Al-Anfal: 63)

Jangan pernah selipkan maksud-maksud lain dalam silaturahim. Karena di situlah celah setan memunculkan kekecewaan. Ketika maksud itu tak tercapai, silaturahim cuma sekadar basa-basi. Silaturahim tinggallah silaturahim, tapi hawa permusuhan tetap ada.

Kedua, cintai saudara seiman sebagaimana mencintai diri sendiri. Inilah salah satu cara mengikis ego diri yang efektif. Ketika tekad ini terwujud, yang terpikir adalah bagaimana agar bisa memberi. Bukan meminta. Apalagi menuntut.

Akan muncul dalam nurani yang paling dalam bagaimana bisa memberi sesuatu kepada saudara seiman. Termasuk, memberi maaf. Meminta maaf memang sulit. Dan, akan lebih sulit lagi memberi maaf.

Hal inilah yang paling sulit dalam tingkat keimanan seseorang. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.”

Ketiga, bayangkan kebaikan-kebaikan saudara yang akan dikunjungi, bukan sebaliknya. Kerap kebencian bisa menihilkan kebaikan orang lain. Timbangan diri menjadi tidak adil. Kebaikan yang bertahun-tahun bisa terhapus dengan kesalahan semenit.

Maha Benar Allah dalam firmanNya, “…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa….” (QS. 5: 8 )

Tak ada yang pernah dirugikan dari silaturahim. Kecuali, tiupan angin ego yang selalu ingin dimanjakan. Karena, ulahnya tak lagi membuat tangkai-tangkai dahan berbenturan.

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/silaturahim-menyiram-pohon-persaudaraan/

IDUL FITRI

0

Category:

KELUARGA BESAR MADRASAH ISHLAHUDDINIYYAH

mengucapkan :



“Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faidzin”

“As-alukal afwan zahiran wa bathinan”

“Kullu aam wa antum bikhair”

Artinya :

“Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadan) sebagai orang yang menang.”

“Mohon Maaf Lahir dan Batin”

”Semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik”

AGENDA KEGIATAN BULAN SEPTEMBER 2010

0

Category:

Kegiatan pada Bulan September 2010 MI dan MTs Ishlahuddiniyah yaitu :


1. Libur Idul Fitri 1431 H sampai tanggal 18 September 2010
2. Masuk sekolah belajar efektif tanggal 20 September 2010

Dan kegiatan lain yang menunjang Kegiatan Belajar dan Mengajar.

RENUNGAN AKHIR RAMADAN

0

Category:

Kesyukuran dan kebahagiaan selalu terpancar pada diri setiap muslim ketika menjalani hari-hari di bulan Ramadhan dengan berbagai aktivitas dan ibadah. Segenap kesyukuran kehadirat Illahi Rabbi dikarenakan Allah SWT menganugerahi satu bulan suci yang sepuluh hari pertamanya berisikan Rahmat, sepuluh hari kedua mengandung magfi (keampunan) dan sepuluh hari terakhir merupakan pembebasan dari api neraka. Curahan kebahagiaan seorang muslim disebabkan Allah selalu membukakan pintu ampunan bagi setiap hamba-Nya yang bertaubat, Allah kabulkan permohonan hamba-Nya yang meminta dengan penuh harap, Allah lipat gandakan nilai amal kebajikan dan Allah tatap hamba-Nya dengan Rahman dan Rahim-Nya. Rasullullah SAW bersabda:


Andaikan Umatku tahu akan rahasia keistimewaan bulan Ramadhan yang dikabulkan, doa-doa mustajab (dipenuhi), segala dosa diampuni dan surga merindukan mereka' Kini Ramadhan memasuki hari-hari akhirnya. Perlahan tapi pasti, bulan yang mulia ini akan berpisah dengan kita. Ada keharuan, kesedihan dan pengharapan di penghujung bulan yang penuh berkah ini. Haru dan sedih dikarenakan kita akan berpisah dengan penghulu segala bulan. Harapan dihati kiranya Allah mengampuni salah dan dosa, menerima amal kebajikan serta memberikan kita kesempatan untuk bertemu diramadhan tahun yang akan datang dengan keadaan yang lebih baik dari tahun ini. Dalam satu Hadits Qudsi Allah berfirman :
'Segala amal perbuatan manusia adalah hak miliknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.'


Ramadhan mendidik kita untuk peduli dengan sesama, kepedulian inilah yang semakin hari kita rasakan semakin menipis. Secara kasat mata banyak orang hidup hanya untuk dirinya dan kepentingannya tanpa menghiraukan orang lain. Kepedulian baru lahir tatkala dia mengharapkan sesuatu dari orang lain. Kepedulian 'mendadak' muncul karena ingin mengangkat citra dirinya (image) dihadapan orang. Padahal Rasullullah SAW mengajarkan kita untuk senantiasa bermanfaat bagi orang banyak, sebagaimana sabda Beliau: 'Sebaik-baik manusia adalah, manusia yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain' Sudah saatnya kita bermuhasabah (Introspeksi diri) kita yang hidup berkecukupan atau hidup dalam kemewahan terkadang lupa dengan orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya, hidup dalam kekurangan, hidup dalam kemiskinan dan hidup dalam ketidak berdayaan. Bulan Ramadhan yang hadir sebagai madrasyah memperbaiki keimanan, keikhlasan dan memahami sesama mestinya membawa perubahan ketika ramadhan berakhir. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mendidik kita untuk selalu peka terhadap kesusahan, kesedihan dan ketidakberdayaan orang lain. Bulan Ramadhan sesungguhnya mengajarkan dan menyadarkan kita untuk selalu merasakan bagaimana penderitaan sesama yang kurang berkecukupan.


Allah selalu mengingatkan betapa pentingnya membelanjakan harta kita melalui kewajiban berzakat, karena pembelanjaan kita yang tulus dan ikhlas di jalan Allah hanya dikarenakan menolong sesama yang tidak mampu akan dibalas Allah dengan nilai kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana Firman Allah SWT: 'Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya dijalan Allah, adalah bagaikan sebutir benih yang tumbuh menjadi tujuh butir, setiap butirnya mengandung seratus biji, Allah melipat gandakan pahala siapa yang Dia kehendaki dan Allah sangat luas karunia-Nya lagi mengetahui.' (QS: Albaqarah, Ayat 261 ). Tanpa menunaikan zakat seseorang tidak akan masuk dalam himpunan kaum-Mu'minin yang telah dijanjikan kemenangan oleh Allah, dijamin Al-Firdaus dan diberikan petunjuk dan kabar gembira, Allah berfirman 'Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari ( perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna dan orang-orang yang menunaikan zakat.'(QS, Al-Mu'minun: 1-4)

Di bulan Ramadhan ini, adalah bulan menumbuhkan sifat kedermawanan, melalui zakat kita akan peduli sesamanya dan mestinya kewajiban zakat ini akan terus dilaksanakan oleh kaum muslimin bukan karena temporer, meskipun frekuensi dan volume zakat di bulan ramadhan sangat meningkat cukup tinggi dengan kewajiban zakat Fitrah. Zakat sebenarnya memaknai kita untuk berbagi dan peduli sesama, Allah SWT berfirman: 'Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahanya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang bertaqwa' (QS, Al-Baqarah: 177).


Bulan Ramadhan menempa kita untuk selalu membelanjakan harta-harta kita di jalan Allah melalui Zakat yang telah diajarkan, tanpa zakat tidak dapat membedakan dirinya dari kaum munafiqin yang disifati Al-Qur'an dengan firman Allah SWT: 'Mereka tidak menafkahkan (harta) mereka melainkan dengan rasa enggan' ( QS: Ataubah: 54). Sia-sialah bentuk pembelanjaan di jalan Allah tanpa disertai dengan keiklasan yang tulus. Akhir Ramadhan ini merupakan momen untuk berzakat, yakni kewajiban berzakat fitrah disamping itu berinfaq dan bersedekah dengan ikhlas karena Allah, hanya satu tujuan untuk menolong sesama yang kurang beruntung, yakni orang fakir dan miskin serta anak-anak yatim/yatim piatu. Kita berharap semoga semangat ini akan terus berlanjut setelah ramadhan meninggalkan kita dan memasuki hari-hari biasa. Seandainya hal ini terjadi maka kita tidak akan menemui lagi kemiskinan dan kesedihan melanda umat Islam. Dengan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan degan berbagai ibadah di dalamnya termasuk kewajiban berzakat fitrah, memperbanyak infaq dan sedekah kiranya keselamatan, limpahan rahmat Allah dan magfirah-Nya kita dapatkan dengan harapan mampu meningkatkan kualitas iman sehingga akan didapatkan kesudahan perbaikan hidup yang diberikan Allah di dunia dan di Akhirat kelak.
Amin Ya Robbal Alamin.


Dikutip dari : http://usrah-hq.blogspot.com/2007/10/renungan-di-akhir-ramadhan.html

BUKA PUASA BERSAMA

0

Category:

Pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 diselenggarakan Buka Puasa Bersama antara MI dan MTs Ishlahuddiniyyah serta TPA Al Ishlah. Selain itu diadakan pula santunan dari para donatur yang diberikan kepada kaum dhuafa yang tinggal disekitar Madrasah Ishlahuddiniyyah. Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB ini dihadiri oleh seluruh siswa, siswi, santri, dewan guru, kepala Madrasah Ishlahuddiniyyah dan TPA Al Ishlah serta donatur dan masyarakat.

Acara dimulai dengan pembacaan Surat Yasin dan dilanjutkan dengan pembagian santunan berupa sembako dan sejumlah uang oleh para donatur kepada kaum dhuafa. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Kepala MI dan MTs Ishlahuddiniyyah serta ceramah agama yang disampaikan oleh Ust. Abdul Mukhlis, yang inti ceramahnya yaitu agar memanfaatkan bulan Ramadan untuk beribadah kepada Allah SWT agar pada akhir Ramadan kita mendapatkan derajat Taqwa seperti tujuan puasa yang tercantum dalam kitab suci Al Quran. Dan penutup dari acara buka puasa bersama ini yaitu santap makan bersama yang dilanjutan dengan Sholat Maghrib berjamaah.

Syukur alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dan sukses. Kalaupun ada kekurangan adalah hal yang wajar, karena manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Atas nama panitia buka puasa bersama Ramadhan 1431 H kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan acara ini. Semoga amal ibadah kita selama Ramadan mendapat pahala dari Allah SWT.

"Madrasah Ishlahuddiniyyah Membentuk Insan Cerdas dan Berakhlak Mulia"